Minggu, 06 Oktober 2013

Prompt #29: 27 Maret

Marini berusaha memejamkan matanya, tinggal 15 menit lagi maka terjadilah seperti tahun-tahun sebelumnya, tepat ketika tanggal 26 beralih ke 27 Maret, ibu dan bapaknya akan memberikan suprise dengan membawa sebuah kue berhiasan lilin yang berjumlah sama dengan usianya.
Dan Marini kembali protes karena kue yang diberi terlihat sama dengan kue ultahnya di tahun lalu, hanya bertambah lilinnya saja. 
Lalu kedua adiknya menghadiahinya sebuah lagu, mereka sekeluarga bergembira di hari jadinya.

***

Marini menelusuri banyak tempat mencari orangtua dan adik-adiknya, suaranya meninggi memanggil-manggil mereka, hingga tenggorokannya terasa perih, lalu airmata mengalir dari pipinya, isaknya membangunkan teman sekamarnya di panti, salah seorang dari mereka memanggil ibu pengasuh.
"Marini, ini sudah bulan Oktober sayang, ultahmu nanti bulan Maret tanggal 27 ditahun depan" ujar ibu pengasuh sambil memeluk Marini. Hatinya nyesak melihat anak asuhnya yang belum bisa menghilangkan trauma ditinggal kedua orangtua dan adik-adiknya dalam waktu yang bersamaan.

Marini menatap almanak didepannya, jelas terlihat 7 Oktober, tapi Marini tetap berharap besok tanggal 27 Maret agar dia bisa bertemu ibu, bapak dan kedua adiknya di mimpi yang selalu sama setiap tahunnya.

***
#tulisan ini latihan untuk MFF

Selasa, 01 Oktober 2013

Prompt #27 Malam pertama figuran

Udara pegunungan yang dingin ini membuat tubuh kurus Clay menggigil, dia menarik resleting jaket berwarna  orange yang dikenakannya. Kesepuluh jemarinya tidak terbungkus sarung tangan seperti para pendaki gunung pada umumnya, jari-jari tangannya langsung mampir ke kantung jaket, tiupan angin yang sengaja disetel kencang terkadang membuatnya agak susah bernafas.

"Clay, are you oke?" Harry  bertanya setelah sempat dilihatnya Clay menggigil, lalu memberikan selimut yang dipegangnya pada Clay, baju dinas Harry yang berwarna putih itupun telah berubah warna, kusam dan ada bercak merah.

"Sure.." jawab Clay pelan dan gamang, lalu terduduk lemas. Disampingnya duduk seorang wanita penuh luka sambil memeluk seorang anak kecil yang juga terlihat terluka.

Diantara reruntuhan puing pesawat dan aneka barang yang bertaburan serta beberapa sosok mayat, Clay merapal doa,"God, help me".

***

"Cut..bagus sekali! tidak perlu diulang, cukup take untuk malam ini" Astrada tersenyum puas. "Yang jadi Clay, besok ikut syuting lagi di malam kedua ya, settingnya masih di pegunungan" ujar Astrada dengan suara yang cukup keras tanpa bantuan toa.

***
#tulisan ini latihan FF