Sabtu, 08 Juni 2013

Ei

Bandara SIM (Sultan Iskandar Muda) Nanggroe Aceh Darussalam itu terlihat ramai, aku melihat kedatanganmu dengan Ei, jagoan kecilmu yang sangat kau banggakan itu, senyummu langsung bisa ku nikmati,"Hallo Ei" sapaku pada jagoan kecilmu, anak yang menarik, rautnya sangat mirip denganmu. Jantungku berdetak aneh.
"Cuaca yang bagus untuk terbang," ujarmu sambil tersenyum, sepertinya kamu dan Ei sangat menikmati perjalanan tadi.
"Apa kabar Ei?" tanyaku.
"Baik...Tan" jawabannya singkat, mungkin dia bingung memanggilku apa,  sambil menyalamiku. Pertemuan pertama yang sangat kaku.
"Kok cuma Ei yang ditanya?"
"Kamu kan sudah dewasa, menjelang tua malah, pasti bisa menjaga diri dengan baik dan benar" jawabku asal, dari sudut mata aku memperhatikan Ei, anakmu sudah besar, waktu bergerak tanpa kita sadari, dan aku seperti mengenalnya.

Aku mengingatmu sebagai orang yang pernah dekat denganku dimasa lalu, dan kita saling bertukar kabar hampir setiap hari. Hingga akhirnya kita sepakat bertemu hari ini.

***

"Kapan Ei boleh memanggilnya mama, pa?" Ei memandangku dengan wajah polos penuh rindu, khas anak-anak.
"Kapan kita boleh membawa mama, tinggal bersama kita lagi?" 
"Sabar sayang, kita baru saja datang, papa ingin mama mengingatmu dulu".

Aku menghela nafasku, gara-gara tabrakkan itu, istri tercintaku kehilangan ingatannya.

***
#End
Tulisan ini latihan untuk MFF
 

4 komentar: