Senin, 22 April 2013

Prompt # 10 Shioban dan kereta kuda | Penyihir baru

Shioban melangkah terburu-buru, aku telat nih pasti, tangannya sibuk mencari sesuatu di tas selempangnya, aduh..mana nih, tadi disini, dia menumpahkan semua isi tasnya di trotoar jalan yang penuh dengan dedaunan yang berguguran, tapi yang di cari tetap saja tak ditemukan.

Semoga tidak akan menjadi masalah, Shioban melirik jin penjaga kereta kuda, yang diingatnya dia harus naik kereta kuda bernomor 10. Shioban mendekat,"Antarkan aku ke istana Bunga" katanya dengan suara pelan. Jin penjaga menatapnya tanpa kedip,"Kereta kuda hanya untuk para ratu dan penyihir."

"Aku penyihir!" Shioban berusaha meyakinkan jin penjaga.
"Mana undangannya?" tanya jin penjaga.
"Tertinggal di sekolah"
"Tidak ada undangan, tidak ada kereta kuda! karena kereta kuda hanya untuk para ratu dan penyihir!" suara jin penjaga mulai tak ramah.
"Memangnya apa yang akan kamu lakukan jika aku menginginkannya?" kata Shioban sambil mendelik ke arah jin penjaga.
"Kamu tetap tidak boleh naik kereta kuda dan tidak bisa menghadiri pesta," jin penjaga mengubah tubuhnya lima kali lebih besar dari sebelumnya. Shioban terkejut, kaget dan takut. Entah karena merasa terancam, tiba-tiba kepalanya mengeluarkan sinar, lalu Shioban membungkuk, tangannya meraih sehelai daun, dan mengucap sebuah matra. Tralala trilili trululu.

Daun itu berubah menjadi sebuah undangan di mata jin penjaga.
"Kenapa gak dari tadi, dasar penyihir baru! ayo naik".
Shioban tersenyum kecil, bisa baca gak nih si jin, koran kok di bilang undangan.

                    ***


19 komentar:

  1. Jinnya masih sodaraan sam Jindo, belum lulus TK kali :D

    Titik komanya itu. telat nih pasti, dll hehe. Knapa pakai huruf miring ya? kalo mantra mungkin bisa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huruf miring untuk monolog mba, salah ya? hehe..#maklumpemula

      Hapus
  2. ... jin penjaga mengubah tubuhnya lima kali lebih besar dari sebelumnya, Shioban terkejut, kaget dan takut, entah karena merasa terancam, tiba-tiba kepalanya bersinar, lalu Shioban membungkuk, tangannya meraih sehelai daun, dan mengucap sebuah matra, tralala trilili trululu.

    itu satu kalimat?

    kalo gini gimana

    ... jin penjaga mengubah tubuhnya lima kali lebih besar dari sebelumnya. Shioban terkejut, kaget, dan takut. Entah karena merasa terancam. Tiba-tiba kepalanya bersinar, lalu Shioban membungkuk, tangannya meraih sehelai daun, dan mengucap sebuah matra. Tralala trilili trululu. (lagi belajar juga nih aku..:))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau satu kalimat terlalu maksa ya?..hehe..nanti saya edit mba, terima kasih sarannya:-)

      Hapus
    2. iya mbak, jangan kepanjangan kalimatnya, biar pembaca bisa napas :D

      Hapus
  3. Mbak, dalam prompt Penggalan Kalimat, tidak boleh menambah kalimat di tengah prompt. Bolehnya di awal sebelum prompt-nya atau di akhir setelah prompt-nya :)

    BalasHapus
  4. Menyambung komen mbak Jiah di atas ya mbak :)
    Kalau monolog setahu saya ga perlu dimiringin, Mbak.. Tapi mungkin bisa begini:
    Shioban melangkah terburu-buru.
    "Aku telat, nih, pasti," gumamnya.
    Lalu tangannya sibuk mencari sesuatu di tas selempangnya, "Aduh.. Mana, nih, tadi di sini."
    dst....

    BalasHapus
  5. idenya keren, tinggal polas poles en lirak lirik pak guru sulung ajah :D

    BalasHapus
  6. huruf miring untuk monolog gag salah kok..aku juga pake :D
    "Tertinggal di sekolah"<lupa pake '.' di akhir kalimat
    editan mbak maya tuh bagus..


    huaaa kolom comentnya ditambah nama+url mbak T_T

    BalasHapus
  7. ide ceritanya udah bagus lho...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks mba..:-)
      tapi saya masih pemula, belum bisa bikin yang cetar-cetar seperti teman-teman yang lain.

      Hapus
  8. Utk kalimat, biar pembaca bisa napas, mungkin lebih baik dibuat menjd bbrp kalimat, jangan digabung jadi satu.

    Utk monolog aku sendiri kadang2 pake hrf miring, kadang biasa. Lebih ke arah penekanan saja sih buatku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks sarannya mba :-)
      seneng, ada teman lagi yang suka miring #eh..hrf miring

      Hapus
  9. lucu deh baca endingnya ini :
    "Shioban tersenyum kecil, bisa baca gak nih si jin, koran kok di bilang undangan.

    padahal kan walaupun disihir jadi kodok pun tetep boleh naik keretanya. hehehe kan terbukti penyihir. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Si jin penjaga pikir itu undangan mba :-)
      padahal bukan, maklum penyihir baru, belum fokus.
      thanks udah mampir ya mba..

      Hapus