Senin, 08 April 2013

Prompt # 9 > Parfum | Saksi Bisu

Jemari Yuda terkepal, ada emosi yang ditahannya, situasi yang tidak memungkinkan untuk memuntahkan amarahnya, hanya tanya yang keluar dari bibirnya,"Kenapa dia bisa jatuh? bukankah sudah ku bilang, jangan terlalu tinggi mendaki, dia masih pemula, medan ini terlalu berat untuknya."

Dari kemarin Yuda hanya duduk diam di sisi saudara kembarnya yang tergeletak tak berdaya, untung nyawanya masih bisa di selamatkan, hanya kedua kakinya yang patah, Yudi, kau tidak harus sepertiku, cukup aku saja yang suka naik turun gunung. Yuda menyesali dirinya yang memberi izin pada Yudi untuk menggantikannya,"untuk sekali ini saja Yud, tidak perlu ada yang tau, hanya kita, jangan kuatir si Bayu gak ikut kok".

"Yud, keluar sebentar, kau harus melihat ini " Han menunjukkan sesuatu, sebuah topi yang sangat dikenalnya, "Milik Yudi" kata Yuda, Han mengangguk,"Kau kenal dengan bau ini?" Han menyodorkan topi itu, Yuda menciumnya, wangi yang khas, "Si anak Mami? ".
"Dia mengira Yudi itu kamu Yud, awalnya dia tidak ikut tapi entah kenapa tiba-tiba dia ikut, mungkin dia masih kesal karena kalah darimu"
"Aku akan membuat perhitungan dengannya" Yuda menarik nafas panjang, selalu saja ada masalah antara dia dan si anak Mami semenjak dia terpilih jadi ketua Osis.
"Jangan, kita tidak punya bukti"
"Tolong carikan parfum seperti yang di pakainya" Han mengangguk.

                    ***

Mata Bayu terbelalak, "Kamu, kamu..kan " Ucapannya terbata-bata, dia melihat Yuda berdiri dengan kedua kakinya yang sempurna, padahal kemarin dia sudah memastikan Yuda tak berdaya.
"Kamu salah orang Bay, dia kembaranku!"
"Siapa yang memberitahumu?"
Yuda melembar botol parfum itu, Bayu teringat yang dilakukannya terakhir, memunguti ranselnya dan menutup botol parfumnya yang nyaris tumpah lalu melempar topi itu kepemiliknya yang tak berdaya.

                   ***

6 komentar:

  1. terus? emang kenapa si Yudi (yg seharusnya Yuda) dicelakakan oleh Bayu? konfliknya belum terasa di sini, masih nggantung ceritanya. kayak belum selesai. *kayak sinetron yg udah tegang2 terus keluar kata "bersambung"*

    Oh ya, maaf ya mba, ini saya kasih contoh penulisa ndialog yang banar. Saya ambil dari kalimat cerita mba, ya.

    "Kamu salah orang Bay, dia kembaranku " (salah, sebelum tanda petik penutup kalimat nggak perlu spasi, tapi tanda titik)
    "Siapa yang memberitahumu? " (sala, nggak perlu spasi sebelum tanda petik akhir)

    "Kamu salah orang Bay, dia kembaranku!" (benar, boleh pakai tanda seru atau tanda titik. Tanda seru menunjukkan si Yuda sedagn emosi)
    "Siapa yang memberitahumu?" (benar, setelah tanda tanya langsung tanda petik penutup kalimat)

    Itu salah satu eh salah dua contoh aja. Kalau berkenan, boleh langsung diedit tulisannya. Makasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih mba Isti,komentnya nice sekali, muachh dech#wangi parfum

      Hapus
  2. Wah, si anak mami itu punya dendam apa sama Yuda?
    Topi? Kenapa topi Yudi bisa berbau parfum Bayu?

    *detektif bekerja*

    BalasHapus
    Balasan
    1. weitt..detektif wangi nih pastinya ya, oke, saya edit #tq mba

      Hapus
    2. Yihaaa... ini baru mantap.
      Berarti karena persaingan. Trus, parfum Bayu tumpah di topi Yudi. Hmmm, hmmm... *ngunyah sirih*

      Tapi tetap terganggu pada penempatan di-, koma, dan titik. Nanti ahlinya yang kasih komen :D

      Hapus
    3. Yups..smoga para ahli mau mampir di mari..btw ngunyah sirih ritual ya mba..:-)

      Hapus